Rabu, 30 Mei 2012

Biografi Akira Toriyama - Pembuat Komik Dragon Ball

Biografi Akira Toriyama - Pembuat Komik Dragon BallAkira Toriyama lahir di Prefektur Aichi, Jepang, tanggal 5 April 1955, dia merupakan salah satu mangaka legendaris di Jepang dan bahkan dunia. Ia banyak menelurkan karya-karya hebat, di antaranya Dragon Ball, Fox Tale, dan Blue Dragon. Ia juga pernah membuat karakter untuk permainan video yang kemudian diangkat juga ke dalam manga dan anime, yaitu Dragon Quest. Akira Toriyama memulai debutnya pada tahun 1979 dengan karyanya yang berjudul Wonder Island, diterbitkan oleh Shonen Jump mingguan. Pertama kalinya ia mendapat ketenaran melalui manga dan serial anime Dr. Slump yang awalnya terbit sebagai serial mingguan di Shonen Jump pada tahun 1980-1984.

Di tahun 1982, beliau mendapatkan Shogakukan Manga Award untuk Dr. Slump sebagai manga terbaik untuk kategori Shonen and Shojo Manga Series of the Year. Sulit untuk menentukan sumber inspirasi dari karya seni Akira Toriyama, ia sangat mengagumi Astro Boy karya Osamu Tezuka dan terkesan dengan Walt Disney di antaranya 101 Dalmantians yang ia ingat sebagai karya seni besar. Film-film awal Jackie Chan juga memiliki pengaruh yang nyata pada karyanya. Menariknya karya-karya mangaka lainnya justru dipengaruhi oleh karya Akira sensei. Mangaka seperti Yoshihiro Togashi (Hunter x Hunter), Eiichiro Oda (One Piece), Masashi Kishimoto (Naruto), Hiro Mashima (Fairy Tail), Yoshio Sawai (Bobobo-bo Bobobo) dan Tite Kubo (Bleach),

Akira Toriyama diakui sebagian besar untuk karyanya yang utama yaitu Dragon Ball. Ini merupakan salah satu karya yang penjadi roda penggerak untuk Akira Toriyama sendiri yang menerima “Golden Age of Jump”. Pengahargaan tersebut berhasil mendorong beliau untuk terus melanjutkan Dragon Ball dari tahun 1984 sampai tahun 1995. Selama periode 11 tahun, ia menghasilkan 519 bab yang dikumpulkan dalam 42 volume. Setiap volume memiliki rata-rata 200 halaman. . Ini menjadi prestasi utama karena menjual lebih dari 35.000.000 kopi di Jepang, Dragon Ball akhirnya mencapai rekor penjualan terbaik dengan lebih dari 120.000.000 eksemplar yang terjual. Selain terkenal di Jepang, seri ini juga sukses secara Internasional, termasuk di Eropa pada tahun 1988, Amerika Utara dan Kanada pada tahun 1996. Selain itu, manfaat dan dampak lain dari manga beliau yaitu menghasilkan tiga adaptasi anime, film animasi, beberapa video game, dan merchandise-nya.


Meskipun beliau telah berencana untuk mengakhiri Dragon Ball sejak lama, akhirnya editornya setuju untuk membiarkan dia mengakhiri manga itu, sehingga beliau bisa “mengambil beberapa langkah-langkah baru dalam hidupnya” seperti yang beliau katakan. Adaptasi anime yang ketiga, Dragon Ball GT tidak didasarkan pada manga, Namun Akira Toriyama masih terlibat proyek dengan mengawasi produksi meskipun terbatas. Anime Dragon Ball, termasuk kelanjutannya, menelurkan 500 episode yang dibuat di Jepang. Diproduksi dan berlisensi untuk Amerika Utara dan Australia oleh FUNimation.

Karyanya setelah Dragon Ball cenderung singkat (100-200 halaman) termasuk Cowa, Kajika!, dan Sand Land, serta karya one-shot, seperti Neko Majin. Akira Toriyama bekerja pada one-shot yang disebut Cross Epoch, bekerja sama dengan pengarang One Piece Eiichiro Oda. Cerita Crossover pendek ini menyajikan karakter dari masing-masing keduanya yaitu One Piece dan Dragon Ball.

Biografi Akira Toriyama - Pembuat Komik Dragon Ball
Desain garis yang bersih dan sense dari Akira Toriyama membawanya menjadi desainer karakter fenomenal dan popular Dragon Quest dari RPG (sebelumnya disebut Dragon Warior di Amerika Utara). Akira Toriyama juga menjabat sebagai desainer karakter untuk Super Famicom dalam RPG Chrono Trigger, the Fighting Game Tobal no.1 untuk Playstation (serta sekuelnya Tobal 2, yang hanya dirilis di Jepang) dan Mistwalker untuk X-Box360, Blue Dragon khusus RPG (dan Anime adaptasinya).

Di studio miliknya yang disebut “Bird Studio”, yang diambil dari namanya ‘Tori’ (Burung), Akira sensei melakukan hampir semua pekerjaanya; asistennya sebagian besar hanya mengerjakan latar belakang gambar. Studionya saat ini tidak begitu aktif selama beberapa tahun terakhir, karena hanya mengerjakan karya-karya pendek.

Biografi Akira Toriyama - Pembuat Komik Dragon Ball
Di tahun 2009, Akira Toriyama ditugaskan oleh Avex Trax untuk menggambar potret penyanyi Pop, Ayumi Hamasaki, untuk dicetak pada CD singlenya yang berjudul ‘Rule/Sparkle’. Akira Toriyama juga berkolaborasi langsung dengan Shonen Jump untuk membuat video yang meningkatkan kesadaran serta dukungan bagi mereka yang terkena dampak bencana gempa bumi dan tsunami di Tohoku pada tanggal 11 Maret 2011.

Referensi :

- http://id.wikipedia.org/wiki/Akira_Toriyama
- http://www.goikuzo.com/?p=806

Biografi dan Profil Tokoh Berpengaruh www.sookai11.blogspot.com

Selasa, 29 Mei 2012

Biografi Satoshi Tajiri - Pembuat Pokemon

Biografi Satoshi Tajiri - Pembuat PokemonSatoshi Tajiri lahir pada tanggal 28 Agustus 1965, di Machida, sebuah daerah di pinggiran kota Tokyo, Jepang. Ayahnya merupakan seorang salesman mobil Nissan sementara ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Sebagai anak muda, dia suka menjelajah ke lingkungan luar dan terutama tertarik dengan macam-macam serangga. Dia suka mengumpulkan serangga, berburu serangga di kolam, ladang dan hutan, terus mencari serangga-serangga baru dan mencari cara baru untuk menangkap serangga seperti kumbang. Dia memiliki ketertarikan dalam mengumpulkan dan mempelajari serangga sehingga dia dijuluki ”Dr. Bug” di antara teman-temannya.


Pada akhir 1970-an, ladang dan kolam yang disukai Tajiri berburu serangga waktu anak-anak digusur dan disana dibangun bangunan apartemen dan juga pusat perbelanjaan. Pada saat ini, kegemaran Satoshi Tajiri akan serangga berpindah pada video game dan mesin arcade, inilah cikal bakal pembuatan game dan animasi Pokemon. Tajiri mengenal game saat dia duduk di sekolah teknik, menghabiskan banyak waktunya dalam bermain mesin arcade. Dia penggemar berat game arcade sampai-sampai salah satu pusat arcade lokal memberinya sebuah mesin Space Invaders untuk dibawa pulang. Hal ini memusingkan dan membuat orang tuanya kecewa, yang merasa bahwa dia telah membuang masa depannya. Pada akhirnya, Tajiri lulu dari program dua tahun di Tokyo National College of Technology. Ayahnya menginginkannya untuk menjadi seorang tukang reparasi peralatan listrik, tapi bukan hal itu yang dia inginkan.

Pada tahun 1981, saat dia berusia enam belas tahun, Tajiri memenangkan sebuah kontes yang disponsori oleh Nintendo saingan Sega untuk konsep desain game. Setahun kemudian, tahun 1982, Tajiri dan teman-temannya membentuk sebuah majalah game yang diberi nama Game Freak. Seorang temannya dan juga kontributor Game Freak yang bernama Ken Sugimori, adalah tokoh yang nantinya menjadi ilustrator dan desainer dari semua gambar Pokemon, karakter manusia, dan aspek-aspek lain dari game tersebut. Sepanjang 1981, majalah Game Freak mengalami penjualan yang lumayan dan menjadi populer di dunia game. Pada awalnya, majalah tersebut ditulis tangan, tetapi ketika mulai menjadi semakin populer, Tajiri menjadikan majalah itu dicetak secara profesional. Harganya berkisar 300 yen (sekitar $3.00 USD) dan rata-rata berisi 28 halaman.

Biografi Satoshi Tajiri - Pembuat Pokemon
Ketika Tajiri belajar lebih banyak mengenai game, dia menjadi tertarik untuk membuatnya sendiri. Dia merasa kalau pasaran dunia game akan menjadi lebih baik ke depannya. Dia belajar bagaimana menulis software dengan pertama-tama ikut ambil bagian dalam Nintendo Entertainment System untuk melihat bagaimana cara kerjanya dan kemudian mempelajari bagaimana cara memrogramnya.

Pada tahun 1987, Tajiri menerbitkan game pertamanya yang berjudul Quinty (Mendel Palace di Amerika Utara). Dua tahun kemudian, dia secara resmi mendirikan perusahaan Game Freak, yang dinamai seperti majalahnya. Tajiri dan Game Freak melanjutkan mengembangkan banyak judul untuk berbagai macam perusahaan seperti Nintendo dan Sega. Judul-judul yang pernah dia kerjakan yaitu di tahun 1991; Jerry Boy, dimana Tajiri memenangkan penghargaan desain karakter dari Multimedia Content Association of Japan, dan Yoshi, di tahun 1993; Mario & Wario, dan di tahun 1994; Pulseman.

Pada tahun 1990, Tajiri menerbitkan sebuah buku berjudul Catch The Packland — Stories of Videogames from Youth. Buku itu berisi enal belas cerita mengenai kenangan-kenangan Tajiri memainkan game arcade ketika dia di sekolah menengah dan universitas. Buku itu diterbitkan oleh Pusat Kebudayaan dan Infromasi Jepang.

Awal Mula Pembuatan Pokemon

Biografi Satoshi Tajiri - Pembuat Pokemon
Pada awal 1990, saat Tajiri melihat dua orang anak sedang bermain Game Boy mereka bersama-sama menggunakan link cable, dia membayangkan serangga-serangga merayap melintasi kabel di antara kedua sistem tersebut. Ketika dia sedang memikirkan mengenai kemampuan dari link cable, idenya mengenai Pokemon mulai muncul, dimana dia ingin memberikan kesempatan kepada anak-anak modern untuk berburu berbagai macam makhluk seperti yang dia lakukan dulu.

Dia menawarkan ide Pokemon tersebut kepada Nintendo, dan walaupun mereka tidak terlalu mengerti dengan konsep permainan yang ditawarkan, Nintendo memberikannya modal awal dan konsep kerja dari studio desain game lainnya, Creaturues, Inc.. Tajiri menghabiskan enam tahun berikutnya untuk mengerjakan Pokemon. Shigeru Miyamoto, tokoh dibalik Mario, The Legend of Zelda, Pikmin, dan Donkey Kong, ditugaskan untuk membantu pengembangan dari versi awal Pocket Monster, Red and Green. Selama masa itu Tajiri jadi mengagumi Miyamoto dan menganggapnya sebagai mentor. Sebagai penghargaan kepada Miyamoto dan Tajiri, karakter utama dalam game dan rivalnya diberi nama “Satoshi” dan “Shigeru” di antara beberapa nama awal lainnya, sementara karakter utama dalam serial animasinya, Ash Ketchum dan rival pertamanya, Gary Oak, mendapatkan nama yang sama dalam versi Jepangnya.

Setelah enam tahun pengembangan, Pokemon Red and Green Versions selesai dikerjakan. Meskipun mesin Game Boy mulai ketinggalan jaman, gamenya masih tetap popular karena anak-anak yang lebih muda tidak dapat membeli mesin konsol game keluaran terbaru sehingga mereka beralih pada permainan Game Boy yang murah.

Kesuksesan Pokemon kemudian menjadikannya diadaptasi dalam bentuk manga, serial animasi, dan beberapa lanjutan/sekuel game Pokemon dan game-game selingan lainnya.

Sekedar Informasi
  1. Tajiri didiagnosa menderita Asperger syndrome, dimana Nintendo secara resmi menyebutnya sebagai seorang yang sangat kreatif, mendekati ”penyendiri” dan ”eksentrik”, dua gejala umum sindrom Asperger. Tajiri membenarkan diagnosa tersebut tetapi tidak membicarakannya kepada publik.
  2. Pokemon favorit Tajiri adalah Poliwhirl, dimana dia menyebutkan bahwa lingkaran di perutnya adalah ususnya, mewakili kenyataan bahwa organ dalam kecebong dapat terlihat ketika dia diambil dan diteliti.
  3. Berdasar wawancara dengan majalah Time di tahun 1999, Tajiri menyatakan kalau dia tidur selama 12 jam, dan kemudian mengerjakan game-nya selama 24 jam tanpa henti. Dia mengatakan jadwal yang tidak teratur membantunya memikirkan ide-ide baru untuk game-nya.
  4. Sebuah biografi mengenai Tajiri yang berjudul Satoshi Tajiri: Pokemon Creator diterbitkan pada tahun 2008 oleh penerbit KidHaven.
Referensi :

- http://id.wikipedia.org/wiki/Satoshi_Tajiri
- http://pokemonindonesia.multiply.com/journal/item/181

Biografi dan Profil Tokoh Berpengaruh www.sookai11.blogspot.com

Jumat, 11 Mei 2012

Biografi Tiger Woods - Pegolf Dunia

Biografi Tiger WoodsEdrick Tont "Tiger" Woods Lahir 30 Desember 1975 lahir sebagai keturunan Afro-Amerika-Thailand. Namanya "Tiger" berasal dari nama panggilan sahabat ayahnya, seorang Vietnam bernama Nguyen Phong. Sang ayah, Earl Woods adalah seorang prajurit pada Perang Vietnam, anggota Beret Hijau. Ibunya, Kultida, berasal dari Thailand. Woods tumbuh di Orange County, California. Dia seorang anak yang berbakat, ia sudah diperkenalkan pada dunia golf sejak umurnya masih 2 tahun. ia diperkenalkan oleh kakeknya yang juga merupakan seorang pegolf amatir. Pada masa kuliah Woods sempat diincar oleh beberapa universitas karena kepiawaiannya bermain golf, dan pada akhirnya ia memilih Stanford University.

Dia meninggalkan kuliah setelah dua tahun dan menjadi pegolf profesional. Woods memulai karir profesional pada tahun 1996. Woods menjadi pegolf profesional pada Agustus 1996, kemudian ia menandatangani kesepakatan dengan Nike, Inc dan Titleist yang merupakan sebagai dukungan kontrak paling mengungtungkan dalam sejarah golf saat itu. Pada April 1997 ia memenangkan kejuaraan pertamanya pada Masters Tournament 1997. Dia menjuarai Turnamen Masters tahun 1997 pada usia 21 tahun dan 3 bulan, menjadi juara termuda dalam sejarah. Dia juga memenangi empat gelar Major berturut-turut dimulai dari US Open 2000 hingga Masters 2001; peristiwa ini disebut "Tiger Slam", karena bukan diperoleh "dalam satu musim". Dia pertama kali mencapai posisi nomor satu dunia pada bulan Juni 1997. Sepanjang tahun 2000-an, Woods menjadi kekuatan dominan dalam dunia golf, menghabiskan 264 minggu dari Agustus 1999 sampai September 2004 dan 281 minggu dari Juni 2005 sampai Oktober 2010.

Pada tahun 2000, Woods meraih enam kemenangan berturut-turut, kemenangan terpanjang sejak 1948. Salah satunya adalah US Open tahun 2000. Pada usia 24, ia menjadi pegolf termuda yang mencapai karir Grand Slam. Pada akhir 2000, Woods telah memenangi sembilan dari dua puluh Tur PGA, dalam peristiwa tersebut ia masuk dan telah memecahkan rekor untuk rata - rata skor terendah dalam sejarah tur.

Biografi Tiger Woods
Pada Oktober 2004, ia menikah dengan model asal Swedia, Elin Nordegren. Pada 18 Juni 2007, istrinya melahirkan anak perempuan di sebuah rumah sakit di Los Angeles, California, Amerika Serikat tengah malam. Anak perempuan pertamanya diberi nama Sam Alexis Woods. Kelahiran bayi itu hanya berselang setahun setelah ayahnya meninggal dunia.

Biografi Tiger WoodsWoods mengambil cuti dari dunia golf profesional untuk fokus pada pernikahannya setelah dia mengakui adanya perselingkuhan. Perselingkuhannya terbongkar setelah beberapa orang perempuan yang berbeda mengungkapkannya melalui banyak sumber media di dunia. Hal ini diikuti dengan menurunnya performanya di dunia golf, sehingga pada November 2011 ia turun secara bertahap dan berada di peringkat 58 dunia. Namun ia pun bisa menunjukkan peningkatan performanya dan pada April 2012 ia berada di peringkat 8 dunia.

Referensi :

- http://id.wikipedia.org/wiki/Tiger_Woods

Biografi dan Profil Tokoh Berpengaruh www.sookai11.blogspot.com

Jumat, 04 Mei 2012

Biografi Jakob Oetama - Pendiri Surat Kabar Kompas

http://sookai11.blogspot.com/Jakob Oetama lahir di Borobudur, Magelang, 27 September 1931, dia merupakan wartawan dan salah satu pendiri surat kabar Kompas. Jakob adalah putra seorang pensiunan guru di Sleman, Yogyakarta. Setelah lulus SMA (Seminari) di Yogyakarta, ia mengajar di SMP Mardiyuwana (Cipanas, Jawa Barat) dan SMP Van Lith Jakarta. Tahun 1955, ia menjadi redaktur mingguan Penabur di Jakarta. Jakob kemudian melanjutkan studinya di Perguruan Tinggi Publisistik Jakarta dan Fakultas Sosial Politik UGM Yogyakarta. Karir jurnalistik Jakob dimulai ketika menjadi redaktur Mingguan Penabur tahun 1956. Pada April 1961, Ojong mengajak Jakob membuat majalah baru bernama Intisari, isinya sari pati perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia. Majalah bulanan Intisari terbit pertama kali Agustus 1963.

Untuk menjalani hidup sebagai wartawan, Jakob bergaul akrab dengan kalangan wartawan seperti Adinegoro, Parada Harahap, Kamis Pari, Mochtar Lubis, dan Rosihan Anwar. "Dalam soal-soal jurnalistik, Ojong itu guru saya, selain Mochtar Lubis dan Rosihan Anwar," katanya. Di mata Jakob, Ojong kuat di bidang humaniora dan kuat dalam prinsip nilai-nilai kemajuan. Mochtar Lubis sosok yang berani dan memegang teguh prinsip, sedang Rosihan Anwar kuat dalam persoalan humaniora. Majalah Intisari kemudian diperkuat oleh teman-teman Jakob-Ojong dari Yogyakarta seperti Swantoro dan J Adisubrata. Menyusul kemudian Indra Gunawan dan Kurnia Munaba.

Bersama P.K OJONG ,Jacob oetama pada tahun 1963 mendirikan majalah intisari.majalah ini berkiblat pada majalah reader’sdigest yang berasal dari amerika. selanjutnya kisah sukses intisari dilanjutkan dengan mendirikan sebuah Koran harian yang di beri nama KOMPAS.hal ini terjadi pada tahun 1965,dimana pada masa itu Indonesia sedang di sibukan oleh ancaman pemberontakan PKI.

Sejak awal 1960-an, Auwjong dan Jakob keduanya sama-sama menjadi pengurus Ikatan Sarjana Katolik Indonesia. Juga pernah sama-sama jadi guru dan punya minat besar pada sejarah. Seperti Star Weekly, Intisari melibatkan banyak ahli. Di antaranya ahli ekonomi Prof. Widjojo Nitisastro, penulis masalah-masalah ekonomi terkenal Drs. Sanjoto Sastromihardjo, atau sejarawan muda Nugroho Notosusanto. Saat itu, pergaulan Auwjong sudah sangat luas. Dia berteman baik dengan Goenawan Mohamad, Arief Budiman, Soe Hok Gie, dan Machfudi Mangkudilaga. Intisari terbit 17 Agustus 1963. Seperti Star Weekly, ia hitam-putih dan telanjang, tanpa kulit muka. Ukurannya 14 X 17,5 cm, dengan tebal 128 halaman. Logo "Intisari"-nya sama dengan logo rubrik senama yang diasuh Ojong di Star Weekly. Edisi perdana yang dicetak 10.000 eksemplar ternyata laris manis.

Saling membantu, berkantor sama, bahkan wartawannya pun merangkap. Setelah beberapa pengurus Yayasan Bentara Rakyat bertemu Bung Karno, beliau mengusulkan nama "Kompas". Pengurus yayasan - I.J. Kasimo (Ketua), Frans Seda (Wakil Ketua), F.C. Palaunsuka (Penulis I), Jakob Oetama (Penulis II), dan Auwjong Peng Koen (bendahara) - setuju. Mereka juga menyepakati sifat harian yang independen, menggali sumber berita sendiri, serta mengimbangi secara aktif pengaruh komunis, dengan tetap berpegang pada kebenaran, kecermatan sesuai profesi, dan moral pemberitaan. Sesuai sifat Auwjong yang selalu merencanakan segala sesuatunya dengan cermat, kelahiran Kompas disiapkan sematang mungkin.

Biografi Jakob Oetama
Dari perkembangan kompas inilah,kemudian berdirilah kelompok usaha KOMPAS GRAMEDIA. gramedia adalah nama yang di gunakan untuk member label pada usaha toko buku.hingga kini kelompok kompas gramedia dibawah kendali Jacob oetama sudah melebarkan sayapnya di bebagai bidang usaha.termasuk diantaranya mengelola bisnis hotel serta sempat berkiprah didunia jurnalistik pertelevisian.

Dibawah kepemimpinan Jacob oetama telah terjadi metamorfosis pers dari pers yang sektarian menjadi media massa yang merefleksikan inclusive democracy. Pengalaman kerja di bidang jurnalisme dimulai dari editor majalah Penabur, Ketua Editor majalah bulanan Intisari, Ketua Editor harian Kompas, Pemimpin Umum/Redaksi Kompas, dan Presiden Direktur Kelompok Kompas-Gramedia. Sejumlah karya tulis Jacob Oetama, antara lain, Kedudukan dan Fungsi Pers dalam Sistem Demokrasi Terpimpin, yang merupakan skripsi di Fisipol UGM tahun 1962, Dunia Usaha dan Etika Bisnis (Penerbit Buku Kompas, 2001), serta Berpikir Ulang tentang Keindonesiaan (Penerbit Buku Kompas, 2002).

Biografi Jakob Oetama
Jacob juga berkiprah dalam berbagai organisasi dalam maupun luar negeri. Beberapa diantaranya pernah menjadi Sekretaris Jenderal Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Anggota DPR Utusan Golongan Pers, Pendiri dan Anggota Dewan Kantor Berita Nasional Indonesia, Anggota Dewan Penasihat PWI, Anggota Dewan Federation Internationale Des Editeurs De Journaux (FIEJ), Anggota Asosiasi International Alumni Pusat Timur Barat Honolulu, Hawai.

Jakob Oetama adalah penerima doktor honoris causa ke- 18-yang dianugerahkan UGM setelah sebelumnya gelar yang sama dianugerahkan UGM kepada Kepala Negara Brunei Darussalam Sultan Hassanal Bolkiah. Promotor Prof Dr Moeljarto Tjokrowinoto dalam penilaiannya menyatakan, jasa dan karya Jakob Oetama dalam bidang jurnalisme pada hakikatnya merefleksikan jasa dan karyanya yang luar biasa dalam bidang kemasyarakatan dan kebudayaan. Ia juga telah memberikan pengaruh tertentu kepada kehidupan pers di Indonesia. Dalam pertimbangannya, UGM menilai Jacob Oetama sejak tahun 1965 berhasil mengembangkan wawasan dan karya jurnalisme bernuansa sejuk, yaitu "kultur jurnalisme yang khas", wawasan jurnalistik yang berlandaskan filsafat politik tertentu. Kultur jurnalisme itu telah menjadi referensi bagi kehidupan jurnalisme di Indonesia.

Referensi :

- http://www.tribunnews.com/2011/09/29/jakob-oetama-belajar-dari-ojong
- http://id.wikipedia.org/wiki/Jakob_Oetama
- http://www.ukafahrurosid.com/2009/02/kisah-sukses-jacob-oetama.html
- http://ais-zakiyudin.blogspot.com/2011/12/profil-wirausaha-sukses_15.html

Biografi dan Profil Tokoh Berpengaruh www.sookai11.blogspot.com

Biografi PK Ojong - Pendiri Surat Kabar Kompas

Biografi PK OjongPetrus Kanisius Ojong atau Auwjong Peng Koen Lahir di Bukittinggi, 25 Juli 1920, dengan nama Auw Jong Peng Koen ia adalah salah satu pendiri surat kabar Kompas selain Jakob Oetama. Ayahnya, Auw Jong Pauw, sejak dini giat membisikkan kata hemat, disiplin, dan tekun kepadanya. Auw Jong Pauw awalnya petani di Pulau Quemoy (kini wilayah Taiwan) yang kemudian merantau ke Sumatra Barat. Ojong sudah dikaruniai anugerah tak terkira. Kelak, meski sudah menjadi juragan tembakau, trilogi hemat, disiplin, dan tekun tetap dipedomani keluarga besar (11 anak dari dua istri; istri pertama Jong Pauw meninggal setelah melahirkan anak ke-7. Peng Koen anak sulung dari istri kedua) yang menetap di Payakumbuh ini. Saat Peng Koen kecil, jumlah mobil di Payakumbuh tak sampai sepuluh, salah satunya milik ayahnya. Artinya, mereka hidup berkecukupan.

Tapi, Sang Ayah, Jong Pauw selalu berpesan, nasi di piring harus dihabiskan sampai butir terakhir. Sampai akhir hayat, Peng Koen tak pernah menyentong nasi lebih dari yang kira-kira dapat dihabiskan. Ojong mempunyai enam anak, empat di antaranya laki-laki. P.K. Ojong saat bersekolah di Hollandsch Chineesche School (HCS, sekolah dasar khusus warga Tionghoa) Payakumbuh. Di masa ini, ia berkenalan dengan ajaran agama Katolik. Beberapa waktu kemudian, dia masuk Katolik dan mendapat nama baptis Andreas. Ia gemar membaca koran dan majalah yang dilanggani perkumpulan penghuni asrama. Kalau murid lain cuma memperhatikan isi tajuk rencana, Auwjong menelaah juga cara penulisan dan penyajian gagasan. Sifat-sifat itu membentuk karakter Auwjong. Kebiasaan hemat membuatnya hati-hati dan teliti. Disiplin dan tekun membentuk dia jadi orang yang lurus dan serius.

Walau sejak di HCK Meester Cornelis dia sudah mulai menulis, pekerjaan pertama Auwjong adalah guru. Mudah dimengerti karena HCK memang sekolah calon guru. Dia memilih HCK karena biayanya murah. Kebetulan, kondisi keuangan keluarganya sepeninggal sang ayah tahun 1933 tidak terlalu baik.Selulus HCK pada Agustus 1940, ia mengajar di kelas I Hollandsch Chineesche Broederschool St. Johannes di kawasan Jakarta Kota. Saat Jepang menyerbu Hindia Belanda, sekolah-sekolah ditutup. Seperti guru-guru lain, Auwjong kehilangan mata pencaharian. Tamatlah kariernya di bidang pendidikan. Waktu bergulir, Auwjong makin lihai memainkan pena. Kepercayaan besar datang, menyusul pengangkatannya sebagai redaktur pelaksana Star Weekly. Di tengah kesibukan mencari berita, dia menyempatkan diri menimba ilmu di Rechts Hoge School (RHS), kini Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Dia juga aktif membantu kegiatan berbau sosial yang diadakan Sin Ming Hui (kini Candra Naya), perkumpulan sosial yang didirikan Khoe Woen Sioe dan Injo Beng Goat. Sin Ming Hui didirikan untuk menyalurkan ketidakpuasan mereka pada para pemuka Tionghoa yang tua-tua dan kaya-raya. Khoe dan Injo merasa para pemuka itu tidak membela orang-orang yang diwakilinya. Khoe dan Injo dikenal sebagai duo antikomunis. Injo Beng Goat bahkan pernah berpidato di corong RRI, menganjurkan golongan Tionghoa selalu mendukung RI. Kelak, Sin Ming Hui menjadi pencetus lahirnya sejumlah organisasi sosial, di antaranya RS Sumber Waras dan Universitas Tarumanegara, Jakarta.

Tahun 1951, Auwjong lulus RHS. Ia segera diangkat menjadi pemimpin redaksi Star Weekly. Ia meminta para ahli menulis tentang masalah yang hangat. Saat Amerika meledakkan bom hidrogen, misalnya, Auwjong mencari orang yang bisa menjelaskan secara populer kepada pembaca. Agar ceritanya tidak terlalu ilmiah, dia menyiapkan dulu pertanyaan-pertanyaan yang lazim muncul di benak awam, kemudian menerjemahkan keterangan rumit si ahli tadi. Auwjong sangat ahli dalam soal seperti ini. Sebagai pengasuh rubrik tetap, dipilih mereka yang benar-benar ahli. Umpamanya, ruang pajak diasuh Mr. Sindian Djajadiningrat, Direktur Jenderal Iuran Negara saat itu. Sedangkan Prof. Poorwo Soedarmo, dokter ahli gizi yang memperkenalkan konsep "Empat Sehat Lima Sempurna", mengasuh ruang gizi.

Auwjong termasuk kutu buku. Buku hariannya penuh judul buku, tanggal, dan harga pembeliannya. Bahkan, selama perjalanan berangkat atau pulang kantor pun ia memelototi bacaan. Dari koleksi bukunya, tercermin luasnya minat Auwjong. Mulai yang berbau hukum, sejarah, kesenian, kesusasteraan, kebudayaan, sosiologi, sains, jurnalistik, filsafat, cerita kriminal, psikologi, tanaman, kesehatan, hingga buku masakan. Cerita tentang Perang Eropa dan Pasifik yang dimuat Star Weekly tahun 1950-an merupakan buah kesukaan Auwjong membaca. Sebagai pimpinan majalah yang cukup disegani, Auwjong tak bisa menutup mata dari aktivitas berbau politik. Akhir 1953, dia termasuk orang yang prihatin pada nasib golongan Tionghoa peranakan yang terancam kehilangan kewarganegaraan Indonesianya.

Biografi PK Ojong
Waktu itu, pemerintah membuat RUU yang menganggap peranakan Tionghoa di Indonesia memiliki kewarganegaraan rangkap. Kalau mau menjadi WNI, mereka harus aktif menolak kewarganegaraan RRC. Aturan ini sangat tidak menguntungkan buat peranakan Tionghoa yang tinggal di pelosok dan tidak terpelajar. Puncaknya, dalam pertemuan di Gedung Sin Ming Hui, berkumpul sejumlah tokoh peranakan Tionghoa, di antaranya Siauw Giok Tjhan, Tan Po Goan, Tjoeng Tin Jan, Tjoa Sie Hwie (keempatnya angota parlemen), Yap Thiam Hien, Oei Tjoe Tat. Mereka membentuk panitia yang bertugas meneliti masalah kewarganegaraan Indonesia bagi keturunan Tionghoa dengan Siauw Giok Tjhan, (anggota parlemen) menjadi ketua. Panitia ini juga melahirkan Badan Permusyawaratan Kewarganegaraan Indonesia (Baperki). Bersama sembilan tokoh peranakan Tionghoa lainnya (di antaranya Injo Beng Goat dan Onghokham) dia menandatangani pernyataan berisi dukungan terhadap proses asimilasi, namun mengimbau agar prosesnya berjalan tanpa paksaan.

Pada saat bersamaan, isi Star Weekly makin menasional. Kalau tadinya edisi khusus hanya untuk menyambut Tahun Baru Imlek, maka kemudian ada edisi Idul Fitri, 17 Agustus, bahkan hari Kebangkitan Nasional. Sampai tahun 1958, tirasnya sudah 52.000; angka yang mengesankan. Itu berkebalikan dengan nasib Keng Po. Pada 1 Agustus 1957, surat kabar antikomunis itu diberangus pemerintah tanpa alasan jelas. Namun bisa diduga, pembredelan ini tak lepas dari peran PKI yang saat itu besar pengaruhnya di pemerintahan. PT Keng Po mengubah nama menjadi PT Kinta (kependekan dari kertas dan tinta).

Itu sebabnya, Auwjong jadi makin hati-hati. Rubrik "Gambang Kromong" yang berisi sentilan dihilangkan. Sedangkan "Timbangan" berganti nama menjadi "Intisari". Benar, Star Weekly tak luput dari peringatan. Rubrik "Tinjauan Luar Negeri", misalnya, kerap dianggap menyentil kebijakan luar negeri Indonesia. Puncaknya, Auwjong dipanggil pihak yang berwenang. Satu kalimat yang ia ucapkan sekembali dari sana ialah, "Wij zijn dood, "Kita semua mati". Seisi kantor terdiam. Pemerintah tak pernah menyebut dengan jelas alasan penutupan majalah bertiras 60.000 (hingga nomor terakhir, 7 Oktober 1961) itu.

Meski dibredel, Auwjong dan para karyawan tetap masuk seperti biasa. Khoe Woen Sioe, direktur Keng Po dan pimpinan Star Weekly berusaha menyalurkan mereka ke unit usaha lain. Khoe sadar, kepandaian sebagian besar anak buahnya cuma tulis-menulis dan cetak-mencetak. Maka, didirikanlah PT Saka Widya yang menerbitkan buku-buku. Sejak itu, Auwjong punya jabatan baru, direktur perusahaan penerbitan buku.

LAHIRNYA "INTISARI" DAN "KOMPAS"

Saat PT Kinta dilanda kemunduran tahun 1963, Auwjong dan Jakob Oetama menerbitkan majalah yang diniatkan untuk membebaskan masyarakat dari keterkucilan informasi. sejak awal 1960-an, Auwjong dan Jakob keduanya sama-sama menjadi pengurus Ikatan Sarjana Katolik Indonesia. Juga pernah sama-sama jadi guru dan punya minat besar pada sejarah. Seperti Star Weekly, Intisari melibatkan banyak ahli. Di antaranya ahli ekonomi Prof. Widjojo Nitisastro, penulis masalah-masalah ekonomi terkenal Drs. Sanjoto Sastromihardjo, atau sejarawan muda Nugroho Notosusanto. Saat itu, pergaulan Auwjong sudah sangat luas. Dia berteman baik dengan Goenawan Mohamad, Arief Budiman, Soe Hok Gie, dan Machfudi Mangkudilaga. Intisari terbit 17 Agustus 1963. Seperti Star Weekly, ia hitam-putih dan telanjang, tanpa kulit muka. Ukurannya 14 X 17,5 cm, dengan tebal 128 halaman. Logo "Intisari"-nya sama dengan logo rubrik senama yang diasuh Ojong di Star Weekly. Edisi perdana yang dicetak 10.000 eksemplar ternyata laris manis.

Biografi PK Ojong
Kira-kira dua tahun umur Intisari, Ojong dan Jakob menerbitkan Harian Kompas. Saat itu, hubungan antara Intisari dan Kompas mirip-mirip Star Weekly dan Keng Po. Saling membantu, berkantor sama, bahkan wartawannya pun merangkap. Setelah beberapa pengurus Yayasan Bentara Rakyat bertemu Bung Karno, beliau mengusulkan nama "Kompas". Pengurus yayasan - I.J. Kasimo (Ketua), Frans Seda (Wakil Ketua), F.C. Palaunsuka (Penulis I), Jakob Oetama (Penulis II), dan Auwjong Peng Koen (bendahara) - setuju. Mereka juga menyepakati sifat harian yang independen, menggali sumber berita sendiri, serta mengimbangi secara aktif pengaruh komunis, dengan tetap berpegang pada kebenaran, kecermatan sesuai profesi, dan moral pemberitaan. Sesuai sifat Auwjong yang selalu merencanakan segala sesuatunya dengan cermat, kelahiran Kompas disiapkan sematang mungkin.

Soalnya, modal awal mereka cuma Rp 100.000,-, sebagian uang Intisari. Maka, 28 Juni 1965 terbit Kompas nomor percobaan yang pertama. Setelah tiga hari berturut-turut berlabel percobaan, barulah Kompas yang sesungguhnya beredar. Seperti di Intisari, karena alasan politis, nama Auwjong tak dicantumkan di jajaran redaksi. Intisari dan Kompas membuat Ojong bersemangat. Pagi-pagi, sebelum pukul 06.30, dia sudah menjemput para karyawan dengan Opel Caravan. Di perjalanan, Auwjong biasa mengajak mereka mengobrol. Pukul 07.00 Ojong sudah di kantor. "Jangan datang pukul sembilan, kalau ingin karyawan datang pukul tujuh," cetusnya. Tapi Kompas sendiri awalnya sering terlambat terbit hingga dijuluki komt pas morgen (besok baru datang). Ketika terjadi peristiwa G30S/PKI, Ojong dan Jakob harus mengambil keputusan di saat paling krusial. Pelaku kudeta baru mengeluarkan ketentuan, setiap koran yang terbit harus menyatakan kesetiaan. "Jakob, kita tidak akan melakukannya. Sama saja ditutup sekarang dan mungkin juga menderita sekarang atau beberapa hari lagi," tegas Ojong.

Pilihan ini terbukti benar karena upaya PKI gagal total. Tanggal 6 Oktober, semua koran yang tak pernah menyatakan setia pada upaya kup boleh terbit kembali. Keruan saja, dalam kondisi langka koran, Kompas mulai dilirik. Beberapa hari kemudian, saat koran-koran mapan terbit kembali, banyak pembaca tetap membeli Kompas, karena telanjur mencintai surat kabar yang baru mereka kenal ini. Ojong tidak pernah berambisi membuat korannya bertiras paling tinggi. "Biar orang lain saja yang oplahnya paling besar. Kita menjadi nomor dua terbesar saja," katanya. Menjelang akhir hayat, Ojong mulai sadar cara kerja orang lain tak harus sama dengannya. Tak semua orang bisa bekerja sepanjang hari tanpa berhenti sebentar pada saat-saat tertentu untuk beroleh kesegaran baru. Tak heran, kematiannya 31 Mei 1980 terasa begitu "mudah". Begitu mendadak, tanpa didahului sakit yang menyiksa. Barangkali memang cuma wartawan "lurus" yang bisa begini, meninggal dengan benda kesayangan (buku) di sampingnya.

Referensi :

- http://www.lppm.ac.id/article.php?p=top&id=801
- http://myquran.org/forum/index.php/topic,14914.0.html
- http://suprichusnul.multiply.com/journal/item/236?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
-

Biografi dan Profil Tokoh Berpengaruh www.sookai11.blogspot.com

Kamis, 03 Mei 2012

Biografi Teuku Markam - Penyumbang Emas Monas

Biografi Teuku MarkamTeuku Markam turunan uleebalang, ia adalah penyumbang terbesar dari emas Monas. Lahir tahun 1925. Ayahnya Teuku Marhaban. Kampungnya Seuneudon dan Alue Capli, Panton Labu Aceh Utara. Sejak kecil Teuku Markam sudah menjadi yatim piatu. Ketika usia 9 tahun, Teuku Marhaban meninggal dunia. Sedangkan ibunya telah lebih dulu meninggal. Teuku Markam kemudian diasuh kakaknya Cut Nyak Putroe. Sempat mengecap pendidikan sampai kelas 4 SR (Sekolah Rakyat). Teuku Markam tumbuh lalu menjadi pemuda dan memasuki pendidikan wajib militer di Koeta Radja (Banda Aceh sekarang) dan tamat dengan pangkat letnan satu. Teuku Markam bergabung dengan Tentara Rakyat Indonesia (TRI) dan ikut pertempuran di Tembung, Sumatera Utara bersama-sama dengan Jendral Bejo, Kaharuddin Nasution, Bustanil Arifin dan lain-lain.

Selama bertugas di Sumatera Utara, Teuku Markam aktif di berbagai lapangan pertempuran. Bahkan ia ikut mendamaikan clash antara pasukan Simbolon dengan pasukan Manaf Lubis. Sebagai prajurit penghubung, Teuku Markam lalu diutus oleh Panglima Jenderal Bejo ke Jakarta untuk bertemu pimpinan pemerintah. Oleh pimpinan, Teuku Markam diutus lagi ke Bandung untuk menjadi ajudan Jenderal Gatot Soebroto. Tugas itu diemban Markam sampai Gatot Soebroto meninggal dunia. Adalah Gatot Soebroto pula yang mempercayakan Teuku Markam untuk bertemu dengan Presiden Soekarno. Waktu itu, Bung Karno memang menginginkan adanya pengusaha pribumi yang betul-betul mampu menghendel masalah perekonomian Indonesia. Tahun 1957, ketika Teuku Markam berpangkat kapten (NRP 12276), kembali ke Aceh dan mendirikan PT Karkam. Ia sempat bentrok dengan Teuku Hamzah (Panglima Kodam Iskandar Muda) karena "disiriki" oleh orang lain. Akibatnya Teuku Markam ditahan dan baru keluar tahun 1958. Pertentangan dengan Teuku Hamzah berhasil didamaikan oleh Sjamaun Gaharu.

Keluar dari tahanan, Teuku Markam kembali ke Jakarta dengan membawa PT Karkam. Perusahaan itu dipercaya oleh Pemerintah RI mengelola pampasan perang untuk dijadikan dana revolusi. Selanjutnya Teuku Markam benar-benar menggeluti dunia usaha dengan sejumlah aset berupa kapal dan beberapa dok kapal di Palembang, Medan, Jakarta, Makassar, Surabaya. Bisnis Teuku Markam semakin luas karena ia juga terjun dalam ekspor - impor dengan sejumlah negara. Antara lain mengimpor mobil Toyota Hardtop dari Jepang, besi beton, plat baja dan bahkan sempat mengimpor senjata atas persetujuan Departemen Pertahanan dan Keamanan (Dephankam) dan Presiden.

Komitmen Teuku Markam adalah mendukung perjuangan RI sepenuhnya termasuk pembebasan Irian Barat serta pemberantasan buta huruf yang waktu itu digenjot habis-habisan oleh Soekarno. Hasil bisnis Teuku Markam konon juga ikut menjadi sumber APBN serta mengumpulkan sejumlah 28 kg emas untuk ditempatkan di puncak Monumen Nasional (Monas). Sebagaimana kita tahu bahwa proyek Monas merupakan salah satu impian Soekarno dalam meningkatkan harkat dan martabat bangsa. Peran Teuku Markam menyukseskan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Afrika tidak kecil berkat bantuan sejumlah dana untuk keperluan KTT itu.

Biografi Teuku Markam
Teuku Markam termasuk salah satu konglomerat Indonesia yang dikenal dekat dengan pemerintahan Soekarno dan sejumlah pejabat lain seperti Menteri PU Ir Sutami, politisi Adam Malik, Soepardjo Rustam, Kaharuddin Nasution, Bustanil Arifin, Suhardiman, pengusaha Probosutedjo dan lain-lain. Pada zaman Soekarno, nama Teuku Markam memang luar biasa populer. Sampai-sampai Teuku Markam pernah dikatakan sebagai kabinet bayangan Soekarno.

Sejarah kemudian berbalik. Peran dan sumbangan Teuku Markam dalam membangun perekonomian Indonesia seakan menjadi tiada artinya di mata pemerintahan Orba. Ia difitnah sebagai PKI dan dituding sebagai koruptor dan Soekarnoisme. Tuduhan itulah yang kemudian mengantarkan Teuku Markam ke penjara pada tahun 1966. Ia dijebloskan ke dalam sel tanpa ada proses pengadilan. Pertama-tama ia dimasukkan tahanan Budi Utomo, lalu dipindahkan ke Guntur, selanjutnya berpindah ke penjara Salemba Jln Percetakan Negara. Lalu dipindah lagi ke tahanan Cipinang, dan terakhir dipindahkan ke tahanan Nirbaya, tahanan untuk politisi di kawasan Pondok Gede Jakarta Timur. Tahun 1972 ia jatuh sakit dan terpaksa dirawat di RSPAD Gatot Subroto selama kurang lebih dua tahun.

Biografi Teuku Markam
Peralihan kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto membuat hidup Teuku Markam menjadi sulit dan prihatin. Ia baru bebas tahun 1974. Ini pun, kabarnya, berkat jasa- jasa baik dari sejumlah teman setianya. Teuku Markam dilepaskan begitu saja tanpa ada konpensasi apapun dari pemerintahan Orba. "Memang betul, saat itu Teuku Markam tidak akan menuntut hak- haknya. Tapi waktu itu ia kan tertindas dan teraniaya," kata Teuku Syauki Markam, salah seorang putra Teuku Markam.

Soeharto selaku Ketua Presidium Kabinet Ampera, pada 14 Agustus 1966 mengambil alih aset Teuku Markam berupa perkantoran, tanah dan lain-lain yang kemudian dikelola PT PP Berdikari yang didirikan Suhardiman untuk dan atas nama pemerintahan RI. Suhardiman, Bustanil Arifin, Amran Zamzami (dua orang terakhir ini adalah tokoh Aceh di Jakarta) termasuk teman-teman Markam. Namun tidak banyak menolong mengembalikan asset PT Karkam. Justru mereka ikut mengelola aset-aset tersebut di bawah bendera PT PP Berdikari. Suhardiman adalah orang pertama yang memimpin perusahaan tersebut. Di jajaran direktur tertera Sukotriwarno, Edhy Tjahaja, dan Amran Zamzami. Selanjutnya PP Berdikari dipimpin Letjen Achmad Tirtosudiro, Drs Ahman Nurhani, dan Bustanil Arifin SH.

Pada tahun 1974, Soeharto mengeluarkan Keppres N0 31 Tahun 1974 yang isinya antara lain penegasan status harta kekayaan eks PT Karkam/PT Aslam/PT Sinar Pagi yang diambil alih pemerintahan RI tahun 1966 berstatus "pinjaman" yang nilainya Rp 411.314.924,29 sebagai penyertaan modal negara di PT PP Berdikari. Kepres itu terbit persis pada tahun dibebaskannya Teuku Markam dari tahanan.

Proyek Bank Dunia

Sekeluar dari penjara, tahun 1974, Teuku Markam mendirikan PT Marjaya dan menggarap proyek-prorek Bank Dunia untuk pembangunan infrastruktur di Aceh dan Jawa Barat. Tapi tidak satupun dari proyek-proyek raksasa yang dikerjakan PT Marjaya baik di Aceh maupun di Jawa Barat, mau diresmikan oleh pemerintahan Soeharto. Proyek PT Marjaya di Aceh antara lain pembangunan Jalan Bireuen - Takengon, Aceh Barat, Aceh Selatan, Medan-Banda Aceh, PT PIM dan lain-lain. Teuku Syauki menduga, Rezim Orba sangat takut apabila Teuku Markam kembali bangkit. Untuk itulah, kata Teuku Syauki, proyek-proyek Markam "dianggap" angin lalu. Teuku Markam meninggal tahun 1985 akibat komplikasi berbagai penyakit di Jakarta. Sampai akhir hayatnya, pemerintah tidak pernah merehabilitasi namanya. Bahkan sampai sekarang.

Referensi :

- http://livebeta.kaskus.us/thread/000000000000000005328893/kisah-si-penyumbang-emas-monas

Biografi dan Profil Tokoh Berpengaruh www.sookai11.blogspot.com

Rabu, 02 Mei 2012

Biografi Hoegeng - Polisi Paling Jujur Di Indonesia

Biografi HoegengHoegeng Imam Santoso merupakan putra sulung dari pasangan Soekario Kario Hatmodjo dan Oemi Kalsoem. Beliau lahir pada 14 Oktober 1921 di Kota Pekalongan. Meskipun berasal dari keluarga Priyayi (ayahnya merupakan pegawai atau amtenaar Pemerintah Hindia Belanda), namun perilaku Hoegeng kecil sama sekali tidak menunjukkan kesombongan, bahkan ia banyak bergaul dengan anak-anak dari lingkungan biasa. Hoegeng sama sekali tidak pernah mempermasalahkan ningrat atau tidaknya seseorang dalam bergaul. Masa kecil Hoegeng diwarnai dengan kehidupan yang sederhana karena ayah Hoegeng tidak memiliki rumah dan tanah pribadi, karena itu ia seringkali berpindah-pindah rumah kontrakan.

Hoegeng kecil juga dididik dalam keluarga yang menekankan kedisiplinan dalam segala hal. Hoegeng mengenyam pendidikan dasarnya pada usia enam tahun pada tahun 1927 di Hollandsch Inlandsche School (HIS). Tamat dari HIS pada tahun 1934, ia memasuki Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), yaitu pendidikan menengah setingkat SMP di Pekalongan. Pada tahun 1937 setelah lulus MULO, ia melanjutkan pendidikan ke Algemeene Middlebare School (AMS) pendidikan setingkat SMA di Yogyakarta. Pada saat bersekolah di AMS, bakatnya dalam bidang bahasa sangatlah menonjol. Ia juga dikenal sebagai pribadi yang suka bicara dan bergaul dengan siapa saja tanpa sungkan-sungkan dengan tidak mempedulikan ras atau bangsa apa.

Kemudian pada tahun 1940, saat usianya menginjak 19 tahun, ia memilih melanjutkan kuliahnya di Recht Hoge School (RHS) di Batavia. Tahun 1950, Hoegeng mengikuti Kursus Orientasi di Provost Marshal General School pada Military Police School Port Gordon, George, Amerika Serikat. Dari situ, dia menjabat Kepala DPKN Kantor Polisi Jawa Timur di Surabaya (1952). Lalu menjadi Kepala Bagian Reserse Kriminil Kantor Polisi Sumatera Utara (1956) di Medan. Tahun 1959, mengikuti pendidikan Pendidikan Brimob dan menjadi seorang Staf Direktorat II Mabes Kepolisian Negara (1960), Kepala Jawatan Imigrasi (1960), Menteri luran Negara (1965), dan menjadi Menteri Sekretaris Kabinet Inti tahun 1966. Setelah Hoegeng pindah ke markas Kepolisian Negara kariernya terus menanjak. Di situ, dia menjabat Deputi Operasi Pangak (1966), dan Deputi Men/Pangak Urusan Operasi juga masih dalam 1966. Terakhir, pada 5 Mei 1968, Hoegeng diangkat menjadi Kepala Kepolisian Negara (tahun 1969, namanya kemudian berubah menjadi Kapolri), menggantikan Soetjipto Joedodihardjo.


Banyak hal terjadi selama kepemimpinan Kapolri Hoegeng Iman Santoso. Pertama, Hoegeng melakukan pembenahan beberapa bidang yang menyangkut Struktur Organisasi di tingkat Mabes Polri. Hasilnya, struktur yang baru lebih terkesan lebih dinamis dan komunikatif. Kedua, adalah soal perubahan nama pimpinan polisi dan markas besarnya. Berdasarkan Keppres No.52 Tahun 1969, sebutan Panglima Angkatan Kepolisian RI (Pangak) diubah menjadi Kepala Kepolisian RI (Kapolri). Dengan begitu, nama Markas Besar Angkatan Kepolisian pun berubah menjadi Markas Besar Kepolisian (Mabak).


Perubahan itu membawa sejumlah konsekuensi untuk beberapa instansi yang berada di Kapolri. Misalnya, sebutan Panglima Daerah Kepolisian (Pangdak) menjadi Kepala Daerah Kepolisian RI atau Kadapol. Demikian pula sebutan Seskoak menjadi Seskopol. Di bawah kepemimpinan Hoegeng peran serta Polri dalam peta organisasi Polisi Internasional, International Criminal Police Organization (ICPO), semakin aktif. Hal itu ditandai dengan dibukanya Sekretariat National Central Bureau (NCB) Interpol di Jakarta.

Selama ia menjabat sebagai kapolri ada dua kasus menggemparkan masyarakat. Pertama kasus Sum Kuning, yaitu pemerkosaan terhadap penjual telur, Sumarijem, yg diduga pelakunya anak-anak petinggi teras di Yogyakarta. Ironisnya, korban perkosaan malah dipenjara oleh polisi dengan tuduhan memberi keterangan palsu. Lalu merembet dianggap terlibat kegiatan ilegal PKI. Nuansa rekayasa semakin terang ketika persidangan digelar tertutup. Wartawan yg menulis kasus Sum harus berurusan dengan Dandim 096. Hoegeng bertindak. Kita tidak gentar menghadapi orangorang gede siapa pun. Kita hanya takut kepada Tuhan Yang Mahaesa. Jadi, walaupun keluarga sendiri, kalau salah tetap kita tindak. Geraklah the sooner the better, tegas Hoegeng di halaman 95.

Kasus lainnya yg menghebohkan adalah penyelundupan mobil-mobil mewah bernilai miliaran rupiah oleh Robby Tjah jadi. Berkat jaminan, pengusaha ini hanya beberapa jam mendekam di tahanan Komdak. Sungguh berkua sanya si penjamin sampai Ke jaksaan Jakarta Raya pun memetieskan kasus ini. Siapakah si penjamin itu? Tapi, Hoegeng tak gentar. Di kasus penyelundupan mobil mewah berikutnya, Robby tak berkutik. Pejabat yg terbukti menerima sogokan ditahan. Rumor yg santer, gara-gara membongkar kasus ini pula yg menyebabkan Hoegeng di pensiunkan, 2 Oktober 1971 dari jabatan kapolri. Kasus ini ternyata melibatkan sejumlah pejabat dan perwira tinggi ABRI (hlm 118). Bayangan banyak orang, memasuki masa pensiun orang pertama di kepolisian pasti menyenangkan. Tinggal menikmati rumah mewah berikut isinya, kendaraan siap pakai. Semua itu diperoleh dari sogokan para pengusaha.

Biografi Hoegeng
Kasus inilah yang kemudian santer diduga sebagai penyebab pencopotan Hoegeng oleh Soeharto. Hoegeng dipensiunkan oleh Presiden Soeharto pada usia 49 tahun, di saat ia sedang melakukan pembersihan di jajaran kepolisian. Kabar pencopotan itu diterima Hoegeng secara mendadak. Kemudian Hoegeng ditawarkan Soeharto untuk menjadi duta besar di sebuah Negara di Eropa, namun ia menolak. Alasannya karena ia seorang polisi dan bukan politisi.

“Begitu dipensiunkan, Bapak kemudian mengabarkan pada ibunya. Dan ibunya hanya berpesan, selesaikan tugas dengan kejujuran. Karena kita masih bisa makan nasi dengan garam,” ujar Roelani. “Dan kata-kata itulah yang menguatkan saya,” tambahnya.

Hoegeng diberhentikan dari jabatannya sebagai Kapolri pada 2 Oktober 1971, dan ia kemudian digantikan oleh Komisaris Jenderal Polisi Drs. Moh. Hasan. Pemberhentian Hoegeng dari jabatannya ini menyisakan sejumlah tanda tanya di antaranya karena masa jabatannya sebagai Kapolri saat itu belum habis. Berbagai spekulasi muncul berkaitan dengan pemberhentiannya tersebut, antara lain dikarenakan figurnya terlalu populer dikalangan pers dan masyarakat. Selain itu ada pula yang menyebutkan bahwa ia diganti karena kebijaksanaannya tentang penggunaan helm yang dinilai sangat kontroversi.

Ternyata masa menyenangkan itu tidak berlaku bagi Hoegeng yg anti disogok. Pria yg pernah dinobatkan sebagai The Man of the Year 1970 ini pensiun tanpa memiliki rumah, kendaraan, maupun barang mewah. Rumah dinas menjadi milik Hoegeng atas pemberian dari Kepolisian. Beberapa kapolda patungan membeli mobil Kingswood, yg kemudian menjadi satu-satunya mobil yg ia miliki.Pengabdian yg penuh dari Pak Hoegeng tentu membawa konsekuensi bagi hidupnya sehari-hari. Pernah dituturkannya sekali waktu, setelah berhenti dari Kepala Polri dan pensiunnya masih diproses, suatu waktu dia tidak tahu apa yg masih dapat dimakan oleh keluarga karena di rumah sudah kehabisan beras.

Hoegeng memang seorang yang sederhana, ia mengajarkan pada istri dan anak-anaknya arti disiplin dan kejujuran. Semua keluarga dilarang untuk menggunakan berbagai fasilitas sebagai anak seorang Kapolri.

“Bahkan anak-anak tak berani untuk meminta sebuah sepeda pun,” kata Merry.

Aditya, salah seorang putra Hoegeng bercerita, ketika sebuah perusahaan motor merek Lambretta mengirimkan dua buah motor, sang ayah segera meminta ajudannya untuk mengembalikan barang pemberian itu. “Padahal saya yang waktu itu masih muda sangat menginginkannya,” kenang Didit.

Saking jujurnya, Hoegeng baru memiliki rumah saat memasuki masa pensiun. Atas kebaikan Kapolri penggantinya, rumah dinas di kawasan Menteng Jakarta pusat pun menjadi milik keluarga Hoegeng. Tentu saja, mereka mengisi rumah itu, setelah seluruh perabot inventaris kantor ia kembalikan semuanya.

Memasuki masa pensiun Hoegeng menghabiskan waktu dengan menekuni hobinya sejak remaja, yakni bermain musik Hawaiian dan melukis. Lukisan itu lah yang kemudian menjadi sumber Hoegeng untuk membiayai keluarga. Karena harus anda ketahui, pensiunan Hoegeng hingga tahun 2001 hanya sebesar Rp.10.000 saja, itu pun hanya diterima sebesar Rp.7500! Dalam acara Kick Andy, Aditya menunjukkan sebuah SK tentang perubahan gaji ayahnya pada tahun 2001, yang menyatakan perubahan gaji pensiunan seorang Jendral Hoegeng dari Rp. 10.000 menjadi Rp.1.170.000. Pada 14 Juli 2004, Hoegeng meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta dalam usia yang ke 83 tahun. Ia meninggal karena penyakit stroke dan jantung yang dideritanya. Hoegeng mengisi waktu luang dengan hobi melukisnya.

Biografi Hoegeng
Itulah sekadar beberapa catatan kenangan untuk Pak Hoegeng yg baru saja meninggalkan kita. Seorang yg hidupnya senantiasa jujur, seorang yg menjadi simbol bagi hidup jujur, dan simbol bagi kejujuran yg hidup.

Tak heran, Almarhum Gus Dur pernah berkata,
"Di Indonesia ini hanya ada tiga polisi jujur, yakni polisi tidur, patung polisi, dan Hoegeng."

Referensi :
- http://id.wikipedia.org/wiki/Hoegeng_Imam_Santoso
- http://livebeta.kaskus.us/thread/000000000000000006988173/
- http://livebeta.kaskus.us/thread/000000000000000013891889/polisi-paling-jujur-di-indonesia
- http://www.pc3news.com/index.php?cat=news&id=853⊂=11&view=news

Biografi dan Profil Tokoh Berpengaruh www.sookai11.blogspot.com